muhammadiyahbabat.com – Rumah Sakit Muhammadiyah Kalikapas Lamongan (RSMKL) menyelenggarakan kegiatan edukasi bertema “Manajemen Preeklampsia pada Ibu Hamil”.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Pusat Pelatihan RS Muhammadiyah Lamongan pada Kamis (26/6/2025), dan diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari bidan, perawat, serta dokter dari berbagai Puskesmas dan klinik di wilayah Lamongan.
Seminar ini menghadirkan narasumber utama dr. Diyah Nofita Ofa Ningtriyas, Sp.OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang juga merupakan tenaga medis aktif di Klinik Spesialis RS Muhammadiyah Kalikapas Lamongan.
Dalam paparannya, dr. Diyah memberikan penjelasan mendalam mengenai preeklampsia, sebuah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh peningkatan tekanan darah disertai proteinuria dan gangguan organ, biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
“Preeklampsia dapat terjadi tanpa gejala yang jelas, oleh karena itu pemeriksaan rutin kehamilan sangat penting,” tegas Diyah dalam sesi penyuluhan tersebut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa apabila kondisi ini tidak segera dikenali dan ditangani, maka bisa berkembang menjadi eklampsia—fase yang lebih berat dan membahayakan jiwa ibu dan janin.
“Jika preeklampsia tidak ditangani dengan cepat, risiko komplikasinya sangat tinggi. Bisa terjadi pelepasan plasenta sebelum waktunya, kerusakan organ seperti ginjal, hati, bahkan pembengkakan paru. Tak hanya itu, janin pun bisa lahir prematur atau mengalami kematian dalam kandungan,” jelasnya.
Diyah juga menekankan pentingnya edukasi gaya hidup sehat bagi ibu hamil, seperti mengonsumsi makanan bergizi, menjaga tekanan darah tetap stabil, serta rutin memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan.
“Gaya hidup yang sehat, konsumsi makanan bernutrisi, dan kontrol tekanan darah secara berkala adalah langkah-langkah penting untuk mencegah preeklampsia berkembang lebih jauh,” tambahnya.

Selain pemaparan materi, acara ini juga menghadirkan sesi tanya jawab yang berjalan interaktif. Para peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar gejala awal preeklampsia, penanganan darurat, hingga strategi edukasi kepada ibu hamil di lapangan.
Pihak penyelenggara juga membagikan leaflet edukatif yang berisi informasi praktis tentang deteksi dini dan pencegahan preeklampsia.
Salah satu peserta, Siti Nur Azizah, bidan dari Puskesmas Deket, mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
“Materi yang disampaikan sangat aplikatif dan memperkaya pengetahuan kami sebagai tenaga kesehatan di garda depan. Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan secara berkala,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para tenaga kesehatan dapat lebih sigap dalam menangani kasus preeklampsia di lapangan dan memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lamongan.
*Penulis Ghulamin Halim
Komentar